STT KADESI BOGOR

STT KADESI BOGOR

Kekutan Doa

Renungan Harian, Kamis, 06 Mei 2021

Sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Efesus 4: 14-15

TUHAN ingin kita bertumbuh, menjadi dewasa dan mengembangkan karakteristik yang dimiliki Yesus Kristus.

Tapi banyak orang Kristen yang bertambah tua tetapi tidak pernah bertumbuh dan tetap menjadi bayi rohani terus menerus.

Pertumbuhan rohani membutuhkan komitmen terencana: mau bertumbuh, memutuskan bertumbuh, berupaya bertumbuh dan terus menerus bertumbuh dalam pertumbuhan.

Saat Tuhan Yesus mengundang murid-murid pertama, Tuhan hanya berkata, ikutlah aku… lalu orang-orang itu mulai mengikut Yesus.

Mereka hanya memutuskan untuk menjadi murid Yesus Kristus. Komitmen yang kita buat akan membentuk kehidupan kita.

Guna memiliki komitmen yang benar dan berdampak pada keabadian, maka kita harus memilih komitmen dengan bijak.

Oleh karena itu perhatikan bagaimana kita supaya bertumbuh.

#Pertama, Ada bagian TUHAN dan bagian kita.

Keserupaan dengan Yesus Kritus merupakan hasil dari kebiasaan-kebiasaan membuat pilihan seperti Yesus Kristus dan bergantung kepada Roh-Nya dan menolong kita memenuhi pilihan-ilihan tersebut.

Saat kita berkomitmen ingin menjadi serupa dengan Yesus Kristus, maka kita harus meninggalkan kebiasaan lama dan mengembangkan kebiasaan baru serta mengubah cara berpikir kita.

Yakinlah bahwa Roh Kudus akan menlong dan memampukan kita. Pertumbuhan rohani adalah usaha kerjasama antara kita dengan TUHAN.

Kehidupan baru yang TUHAN berikan melalui kasih karunia-Nya perlu dilakukan dengan tanggungjawab dengan penuh takut dan gentar.

#Kedua, Mengubah kemudi. Mengubah kemudi berarti mengubah pola pikir kita.

Setiap perilaku didorong oleh sebuah pemikiran, setiap perilaku dimotivasi oleh suatu keyakinan, setiap tindakan didorong oleh sebuah sikap.

Ketika kita memaksakan diri dan dengan kekuatan sendiri untuk mengubah perilaku kita, seringkali itu gagal sehingga menimbulkan tekanan batin yang terus menerus karena belum tahu penyebab asalnya.

Alkitab berkata, biarlah TUHAN mengubahmu menjadi manusia baru dengan mengubah cara berpikirmu.

Hal yang harus dilakukan pertama kali dalam pertumbuhan rohani adalah mengubah pola pikir kita.

Cara berpikir menentukan cara kita merasa, cara kita merasa menentukan cara kita bertindak.

Oleh karena itu firman TUHAN mengakan hendaklah hati dan pikiranmu dibaharui seluruhnya.

Supaya kita serupa dengan Yesus Kristus, maka kita perlu mengembangkan pikiran Kristus yang disebut dengan pertobatan yang dalam bahasa Yunani secara harafiah – mengubah pikiran Anda.

Saat bertobat, maka kita mengubah pola pikir kita dengan mengambil pola pikir TUHAN, tentang diri sendiri, dosa, TUHAN, orang lain, kehidupan, masa depan dan segala sesuatu lainnya.

Kita mengambil pandangan dan pikiran Yesus Kristus.

Setiap orang percaya diperintahkan untuk menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Yesus Kristus.

Ada dua bagian untuk melakukan hal ini. Pertama adalah berhenti memikirkan pikiran-pikiran yang tidak dewasa, egosentris dan memikirkan diri sendiri.

1 Korintus 13:11 berkata, “Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”

Bayi-bayi pada dasarnya benar-benar egois yang memikirkan diri sendiri dan kebutuhan diri sendiri.

Mereka tidak mampu memberi, hanya menerima saja. Inilah cara berpikir yang tidak dewasa dan itu adalah dosa karena mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging.

#Ketiga, cara berpikir seperti Yesus adalah mulai berpikir secara dewasa, yang memusatkan perhatian kepada orang lain, bukan pada diri sendiri.

Dalam pasal tentang kasih sejati, Rasul Papulus menyimpulkan bahwa memikirkan orang lain merupakan tanda kedewasaan.

Banyak orang yang menyimpulkan bahwa kedewasaan rohani berkaitan dengan informasi dan doktrin alkitabiah yang diketahui.

Meskipun salah satu ukuran kedewasaan rohani, namun itu bukan segalanya.

Kehidupan Kristen jauh melebihi pengakuan iman dan keyakinan, kehidupan Kristen meliputi perilaku dan karakter.

Perbuatan-perbuatan kita harus konsisten dengan pengakuan iman kita dan keyakinan kita harus didukung dengan perilaku yang serupa dengan Yesus Kristus.

Kekristenan sejatinya bukan sebuah agama atau filsafat, namun sebuah hubungan dan gaya hidup.

Inti dari gaya hidup ini adalah memikirkan orang lain sebagaimana Yesus Kristus melakukannya dan bukan memikirkan diri sendiri.

Memikirkan orang lain adalah inti dari keadaan serupa dengan Yesus Kristus dan bukti terbaik dari pertumbuhan rohani.

Tentu saja ini berbeda dengan kebiasaan yang ada disekitar kita, namun firman Tuhan berkata, Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. (1 Korintus 2:12)

(Rick Warren. Dari Buku: Purpose Driven Life)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *